Breaking News

Jumat, 15 April 2022

KONEKSI ANTAR MATERI _ MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK


 

Read more ...

Inkuiri Apresiasi _Demostrasi Kontekstual Modul 1.3 Visi Guru Penggerak


 

Read more ...

Minggu, 21 Juni 2015

Mari Perkaya Ilmu untuk Menjadikan Pendidikan Seribu langkah ke depan



A.             Pendahuluan
Teknologi Informasi dan Komunikasi mengalami perkembangan yang sangat pesat di dunia di masa kini. Hal ini membawa dampak yang sangat besar dalam segala aspek atau bidang kehidupan manusia, seperti dunia bisnis, hiburan dan pendidikan. Dalam kesempatan ini kami akan membahas peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi di bidang pendidikan.
Pengaruh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di bidang pendidikan dapat kita rasakan sangat besar. Pengaruh ini dapat kita lihat sangat jelas bahwa TIK sangat mempengaruhi siswa dalam belajar dengan sumber informasi yang begitu besar dan peranan guru mengubah cara mengajar dengan memanfaatkan TIK.
Tuntutan dunia luar yang menginginkan lulusan-lulusan dari lembaga, institut, universitas dibidang pendidikan yang terampil dalam TIK.  Hal ini menjadi tuntutan bagi guru untuk dapat membekali siswa agar terampil dalam bidang TIK. Oleh karena itu dalam pembelajaran sekarang ini menuntut pembelajaran berbasis TIK. Guru tidak lagi menjadi sumber satu-satunya dalam pembelajaran atau dengan kata lain teacher center, tetapi guru berperan sebagai fasilitator, pembimbing ataupun partner dalam pengembangan pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill) dengan memanfaatkan TIK.
Pemanfaatan TIK dalam pendidikan khususnya dalam pembelajaran sangat besar salah satunya adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.  Para guru sekarang sudah mulai membekali dirinya untuk meningkatkan kreativitasnya dalam pembelajaran dengan menggunakan TIK. Sebagai contoh guru memanfaatkan TIK dalam pembelajaran untuk membuat materi pembelajaran dan menyampaikan kepada siswa. Di samping itu juga materi yang dibuat bersifat abstrak, dinamis, sulit maka dapat disampaikan dengan jelas, nyata atau konkrit dengan menggunakan TIK yaitu pembuatan animasi yang dapat membuat pembelajaran semakin bermakna.

B.             Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran
Dalam bidang pendidikan, Eric Ashby (dalam Miarso, 2004:494) teknologi komunikasi telah menimbulkan revolusi yang keempat yaitu ditandai dengan perkembangan elektronik terutama dalam bentuk radio, televisi, pita rekaman dan komputer.Berkaitan dengan revolusi tersebut ada satu hal yang perlu diingat  bahwa jenis perangkat teknologi tersebut akan tetap berstatus sebagai alat yang tidak memiliki makna apapun jika tidak diisi dengan pesan-pesan atau konten yang bermanfaat.
Siahaan ( 2010) mengatakan bahwa TIK selalu terdiri dari hardware dan software. Hardware atau perangkat keras adalah segala sesuatu peralatan teknoligi yang berupa fisik. Ciri yang paling mudah untuk menentukannya adalah terlihat dan dapat disentuh. Software atau perangkat lunak adalah system yang dapat menjalankan atau yang berjalan dalam perangkat keras tersebut.  Software dapat berupa operating system (OS), aplikasi ataupun konten.
Perkembangan teknologi komunikasi yang revolusioner tersebut menunjukkan bahwa teknologi informasi dan komunikasi akan berkembang dan tidak mungkin dapat dibendung. Oleh karena itu agar bermanfaat untuk kepentingan pemecahan masalah-masalah pendidikan dan peningkatan kualitas pembelajaran maka teknologi itu perlu mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh dan penanganan yang professional. Menurut Miarso (2004) penanganan yang professional adalah penanganan yang dilakukan oleh tenaga-tenaga ahli yang terdidik dan terlatih yang memiliki standar kinerja dengan kode etik tertentu, lembaga Pembina, serta organisasi profesi yang jelas.
Dalam dunia pendidikan tenaga-tenaga ahli yang terdidik dan terlatih adalah tenaga-tenaga ahli dalam bidang teknologi pendidikan yang secara akademik telah didik dan dipersiapkan untuk menjadi tenaga kependidikan dengan tanggung jawab khusus merancang, mengembangkan, memanfaatkan, menyebarluaskan, meneliti dan mengelola kegiatan pendidikan dengan menggunakan TIK.

C.              Pemanfaatan TIK untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran
TIK hendaknya jangan dipandang sebagai artefak saja, melainkan sebagai proses dan struktur tertentu. Ini berarti bahwa TIK seharusnya dijadikan bagian integral system pendidikan. Hal dimaksudkan bahwa komponen teknologi ini akan mempengaruhi komponen lain diantaranya perubahan peranan guru dalam satuan pendidikan, yaitu sebagai perancang dalam proses pembelajaran, fasilitator, dan motivator dalam proses belajar siswa. Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran menjadi tuntutan yang mendesak di abad 21. Derasnya arus informasi dan tuntutan jaman yang semakin maju setidaknya kecil kemungkinan bagi guru untuk menjadi satu-satunya sumber belajar paling sahih. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa dalam satuan pendidikan sekolah guru memiliki peranan yang strategis. Oleh karena itu penggunaan TIK di sekolah hendaknya dimulai dan titik pangkal yang strategis pula yaitu guru (Miarso, 2004:494).
Para guru harus diyakinkan bahwa TIK memiliki kegunaan dalam memfasilitasi proses belajar  siswa dan bahwa TIK tidak akan menggantikan kedudukannya sebagai guru, melainkan membantunya untuk, paling tidak, menyimpan dan menyajikan konsep, prinsip, prosedur yang ingin diajarkannya. Upaya strategis yang perlu dilakukan adalah para guru perlu ditingkatkan kepercayaan dirinya serta dilibatkan dan ikut berpartisipasi dalam pengembangannya, yaitu pengembangan TIK untuk pembelajarannya demi peningkatan kualitas proses dan hasil belajar siswa. Menurut  Siahaan (2010) dengan memanfaatkan TIK dalam pembelajaran dapat memfasilitasi dan mengoptimalkan antara lain: 1) membuat konkrit konsep yang abstrak; 2)membawa obyek yang berbahaya atau sukar didapat ke dalam lingkungan belajar; 3)menampilkan obyek yang terlalu besar; 4) menampilkan obyek yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang; 5)mengamati gerakan yang terlalu cepat; 6) memungkinkan siswa berinteraksi langsung dengan lingkungan; 7) memungkinkan keseragaman  pengamatan dan persepsi bagi pengalaman belajar siswa; 8) membangkitkan motivasi belajar siswa; 9) menyajikan informasi belajar secara konsisten, akurat, berkualitas dan dapat diulang penggunaannya atau disimpan sesuai dengan kebutuhan; 10) menyajikan pesan belajar secara serempak untuk lingkup sasaran yang sedikit/kecil atau banyak/luas mengatasi batasan waktu (kapan saja) maupun ruang dimana saja.
Dalam konteks yang lebih banyak/luas yaitu pendidikan, potensi TIK yang tampak jelas setidaknya adalah memperluas kesempatan belajar, meningkatkan kualitas dan efisiensi belajar, memungkinkan terjadinya belajar mandiri dan kooperatif, serta mendorong terwujudnya belajar sepanjang hayat. Potensi TIK dalam membantu efektivitas pembelajaran ini juga didukung oleh hasil-hasil penelitian yang dirujuk oleh Ade Kusnandar (2008) yang menyimpulkan bahwa: 1) 10% informasi diperoleh dengan cara membaca (teks), 2) 20 % informasi diperoleh dengan cara mendengar (suara), 3) 30 % informasi diperoleh dengan cara melihat (grafis/foto), 4) 50% informasi diperoleh dengan cara melihat dan mendengar (video/animasi), 5) 80% informasi diperoleh dengan cara berbicara, 6) 80% informasi diperoleh dengan cara berbicara dan melakukan (interaktif).
Disisi peserta didik atau siswa kehidupan di abad 21 itu sendiri meminta peserta didik memiliki kecakapan-kecakapan (skill) sebagaimana dikemukakan oleh Herman D. Surjono (2010) berdasarkan pendapat  Wagner yaitu: 1) mampu berpikir kritis dan memecahkan masalah, 2) mampu bekerja sama, 3) mampu berubah dengan cepat dan beradaptasi, 4) mempunyai inisiatif dan berjiwa enterprenership, 5) mampu berkomunikasi secara efektif baik lisan maupun tertulis, 6) mampu mengakses dan menganalisis informasi, serta 7) mempunyai keingintahuan yang tinggi. Untuk mencapai kecakapan-kecakapan tersebut tidaklah mungkin siswa hanya mengharapkan dukungan fasilitas tunggal yaitu guru. Siswa perlu mengakses aneka informasi melalui berbagai sumber belajar baik secara elektronik maupun konvensional. Peran guru juga dengan sendirinya akan berubah dari pemberi informasi tunggal dalam lingkungan yang sangat konvensional (teacher centered) ke arah menjadi fasilitator pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat lebih aktif belajar melalui aneka sumber (student Centered). Dengan demikian jelas untuk mencapai kompetensi-kompetensi atau kecakapan-kecakapan sebagaimana diharapkan terhadap siswa dalam menghadapi masa depannya, guru harus memanfaatkan TIK dalam pembelajarannya.
Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran memerlukan beberapa kondisi yang merupakan prasarat penting mengingat pemanfaatan TIK tidak mudah semudah dikatakan. Adapun kondisi prasarat  tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Herman  D. Surjono (2010) terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan interneat adalah: 1) guru dan siswa harus mempunyai akses yang mudah ke perangkat teknologi termasuk koneksi internet, 2) tersedia konten digital (bahan ajar) yang mudah dipahami guru dan siswa, 3) guru harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan menggunakan teknologi dan 4) sumber daya guna membantu siswa mencapai standar akademik. Beberapa contoh pemanfaatan TIK dalam pembelajaran yang terjadi saat ini antara lain adalah pemanfaatan  program audio pembelajaran, program video pembelajaran, pemanfaatan TV edukatif, pemanfaatan jejaring social dan e-learning. E-learning adalah pembelajaran yang memanfaatkan dukungan teknologi informasi. Melalui e-learning materi pembelajaran dapat  diakses dari mana saja dan kapan saja oleh siswa. Implementasi e-learning sangat bervariasi mulai dari yang sederhana hingga terpadu.  
Apabila sekolah telah memenuhi kondisi prasarat tersebut, maka pelaksanaan pendidikan  dan pembelajaran disekolah akan mencerminkan telah dimanfaatkannya TIK secara sophisticated yaitu dalam bentuk-bentuk implementasi pembelajaran berbasis computer (computer based learning) dan implementasi pembelajaran berbasis web. Dalam pembelajaran berbasis TIk yang mengimplementasikan pembelajaran berbasis computer, guru dan siswa terlibat dalam pembelajaran dengan memanfaatkan program-program software yang tersedia seperti CD pembelajaran, multimedia pembelajaran dan aplikasi tutorial.

D.             Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan:
1.              TIK membantu memudahkan belajar, memecahkan masalah belajar dan memfasilitasi belajar dengan proses-proses dan sumber-sumber belajar yang didesain dan dikembangkan secara ilmiah dalam berbagai bentuk teknologi merupakan bidang garapan sekaligus tujuan dari teknologi pembelajaran.
2.              TIK merupakan teknologi yang diperlukan untuk memproses informasi, terutama penggunaan computer elektronik dan piranti lunak computer yang ditujukan untuk mengolah, menyimpan, melindungi, mentransmisikan dan mencari informasi dari mana saja dan kapan saja .
3.              Jika dirancang dengan benar produk TIK dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran baik sebagai alat bantu belajar, alat bantu interaksi belajar mengajar maupun alat bantu atau sumber belajar mandiri bagi peserta didik dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran baik dari segi proses maupun hasil

Read more ...

Dengan Memanfaatkan Internet Kita Cerdaskan Anak Bangsa



BAB I
PENDAHULUAN

A.             Latar Belakang
Teknologi Informasi dan Komunikasi mengalami perkembangan yang sangat pesat di dunia di masa kini. Hal ini membawa dampak yang sangat besar dalam segala aspek atau bidang kehidupan manusia, seperti dunia bisnis, hiburan dan pendidikan. Dalam kesempatan ini kami akan membahas peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi di bidang pendidikan.
Pengaruh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di bidang pendidikan dapat kita rasakan sangat besar. Pengaruh ini dapat kita lihat sangat jelas bahwa TIK sangat mempengaruhi siswa dalam belajar dengan sumber informasi yang begitu besar dan peranan guru mengubah cara mengajar dengan memanfaatkan TIK.
Tuntutan dunia luar yang menginginkan lulusan-lulusan dari lembaga, institut, universitas dibidang pendidikan yang terampil dalam TIK.  Hal ini menjadi tuntutan bagi guru untuk dapat membekali siswa agar terampil dalam bidang TIK. Oleh karena itu dalam pembelajaran sekarang ini menuntut pembelajaran berbasis TIK. Guru tidak lagi menjadi sumber satu-satunya dalam pembelajaran atau dengan kata lain teacher center, tetapi guru berperan sebagai fasilitator, pembimbing ataupun partner dalam pengembangan pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill) dengan memanfaatkan TIK.
Pemanfaatan TIK dalam pendidikan khususnya dalam pembelajaran sangat besar salah satunya adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.  Para guru sekarang sudah mulai membekali dirinya untuk meningkatkan kreativitasnya dalam pembelajaran dengan menggunakan TIK. Sebagai contoh guru memanfaatkan TIK dalam pembelajaran untuk membuat materi pembelajaran dan menyampaikan kepada siswa. Di samping itu juga materi yang dibuat bersifat abstrak, dinamis, sulit maka dapat disampaikan dengan jelas, nyata atau konkrit dengan menggunakan TIK yaitu pembuatan animasi yang dapat membuat pembelajaran semakin bermakna.

B.             Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada ,maka rumusan masalahnya sebagai berikut:
1.              Bagaimana Perkembangan TIK  dalam Pembelajaran?
2.              Bagaimana Peranan TIK dalam meningkatkan kualitas pembelajaran?

C.              Tujuan
1.              Mengetahui perkembangan TIK dalam pembelajaran
2.              Mengetahui peranan TIK dalam meningkatkan kualitas pembelajaran









BAB II
PEMBAHASAN
A.             Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran
Dalam bidang pendidikan, Eric Ashby (dalam Miarso, 2004:494) teknologi komunikasi telah menimbulkan revolusi yang keempat yaitu ditandai dengan perkembangan elektronik terutama dalam bentuk radio, televisi, pita rekaman dan komputer.Berkaitan dengan revolusi tersebut ada satu hal yang perlu diingat  bahwa jenis perangkat teknologi tersebut akan tetap berstatus sebagai alat yang tidak memiliki makna apapun jika tidak diisi dengan pesan-pesan atau konten yang bermanfaat.
Siahaan ( 2010) mengatakan bahwa TIK selalu terdiri dari hardware dan software. Hardware atau perangkat keras adalah segala sesuatu peralatan teknoligi yang berupa fisik. Ciri yang paling mudah untuk menentukannya adalah terlihat dan dapat disentuh. Software atau perangkat lunak adalah system yang dapat menjalankan atau yang berjalan dalam perangkat keras tersebut.  Software dapat berupa operating system (OS), aplikasi ataupun konten.
Perkembangan teknologi komunikasi yang revolusioner tersebut menunjukkan bahwa teknologi informasi dan komunikasi akan berkembang dan tidak mungkin dapat dibendung. Oleh karena itu agar bermanfaat untuk kepentingan pemecahan masalah-masalah pendidikan dan peningkatan kualitas pembelajaran maka teknologi itu perlu mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh dan penanganan yang professional. Menurut Miarso (2004) penanganan yang professional adalah penanganan yang dilakukan oleh tenaga-tenaga ahli yang terdidik dan terlatih yang memiliki standar kinerja dengan kode etik tertentu, lembaga Pembina, serta organisasi profesi yang jelas.
Dalam dunia pendidikan tenaga-tenaga ahli yang terdidik dan terlatih adalah tenaga-tenaga ahli dalam bidang teknologi pendidikan yang secara akademik telah didik dan dipersiapkan untuk menjadi tenaga kependidikan dengan tanggung jawab khusus merancang, mengembangkan, memanfaatkan, menyebarluaskan, meneliti dan mengelola kegiatan pendidikan dengan menggunakan TIK.

B.             Pemanfaatan TIK untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran
TIK hendaknya jangan dipandang sebagai artefak saja, melainkan sebagai proses dan struktur tertentu. Ini berarti bahwa TIK seharusnya dijadikan bagian integral system pendidikan. Hal dimaksudkan bahwa komponen teknologi ini akan mempengaruhi komponen lain diantaranya perubahan peranan guru dalam satuan pendidikan, yaitu sebagai perancang dalam proses pembelajaran, fasilitator, dan motivator dalam proses belajar siswa. Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran menjadi tuntutan yang mendesak di abad 21. Derasnya arus informasi dan tuntutan jaman yang semakin maju setidaknya kecil kemungkinan bagi guru untuk menjadi satu-satunya sumber belajar paling sahih. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa dalam satuan pendidikan sekolah guru memiliki peranan yang strategis. Oleh karena itu penggunaan TIK di sekolah hendaknya dimulai dan titik pangkal yang strategis pula yaitu guru (Miarso, 2004:494).
Para guru harus diyakinkan bahwa TIK memiliki kegunaan dalam memfasilitasi proses belajar  siswa dan bahwa TIK tidak akan menggantikan kedudukannya sebagai guru, melainkan membantunya untuk, paling tidak, menyimpan dan menyajikan konsep, prinsip, prosedur yang ingin diajarkannya. Upaya strategis yang perlu dilakukan adalah para guru perlu ditingkatkan kepercayaan dirinya serta dilibatkan dan ikut berpartisipasi dalam pengembangannya, yaitu pengembangan TIK untuk pembelajarannya demi peningkatan kualitas proses dan hasil belajar siswa. Menurut  Siahaan (2010) dengan memanfaatkan TIK dalam pembelajaran dapat memfasilitasi dan mengoptimalkan antara lain: 1) membuat konkrit konsep yang abstrak; 2)membawa obyek yang berbahaya atau sukar didapat ke dalam lingkungan belajar; 3)menampilkan obyek yang terlalu besar; 4) menampilkan obyek yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang; 5)mengamati gerakan yang terlalu cepat; 6) memungkinkan siswa berinteraksi langsung dengan lingkungan; 7) memungkinkan keseragaman  pengamatan dan persepsi bagi pengalaman belajar siswa; 8) membangkitkan motivasi belajar siswa; 9) menyajikan informasi belajar secara konsisten, akurat, berkualitas dan dapat diulang penggunaannya atau disimpan sesuai dengan kebutuhan; 10) menyajikan pesan belajar secara serempak untuk lingkup sasaran yang sedikit/kecil atau banyak/luas mengatasi batasan waktu (kapan saja) maupun ruang dimana saja.
Dalam konteks yang lebih banyak/luas yaitu pendidikan, potensi TIK yang tampak jelas setidaknya adalah memperluas kesempatan belajar, meningkatkan kualitas dan efisiensi belajar, memungkinkan terjadinya belajar mandiri dan kooperatif, serta mendorong terwujudnya belajar sepanjang hayat. Potensi TIK dalam membantu efektivitas pembelajaran ini juga didukung oleh hasil-hasil penelitian yang dirujuk oleh Ade Kusnandar (2008) yang menyimpulkan bahwa: 1) 10% informasi diperoleh dengan cara membaca (teks), 2) 20 % informasi diperoleh dengan cara mendengar (suara), 3) 30 % informasi diperoleh dengan cara melihat (grafis/foto), 4) 50% informasi diperoleh dengan cara melihat dan mendengar (video/animasi), 5) 80% informasi diperoleh dengan cara berbicara, 6) 80% informasi diperoleh dengan cara berbicara dan melakukan (interaktif).
Disisi peserta didik atau siswa kehidupan di abad 21 itu sendiri meminta peserta didik memiliki kecakapan-kecakapan (skill) sebagaimana dikemukakan oleh Herman D. Surjono (2010) berdasarkan pendapat  Wagner yaitu: 1) mampu berpikir kritis dan memecahkan masalah, 2) mampu bekerja sama, 3) mampu berubah dengan cepat dan beradaptasi, 4) mempunyai inisiatif dan berjiwa enterprenership, 5) mampu berkomunikasi secara efektif baik lisan maupun tertulis, 6) mampu mengakses dan menganalisis informasi, serta 7) mempunyai keingintahuan yang tinggi. Untuk mencapai kecakapan-kecakapan tersebut tidaklah mungkin siswa hanya mengharapkan dukungan fasilitas tunggal yaitu guru. Siswa perlu mengakses aneka informasi melalui berbagai sumber belajar baik secara elektronik maupun konvensional. Peran guru juga dengan sendirinya akan berubah dari pemberi informasi tunggal dalam lingkungan yang sangat konvensional (teacher centered) ke arah menjadi fasilitator pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat lebih aktif belajar melalui aneka sumber (student Centered). Dengan demikian jelas untuk mencapai kompetensi-kompetensi atau kecakapan-kecakapan sebagaimana diharapkan terhadap siswa dalam menghadapi masa depannya, guru harus memanfaatkan TIK dalam pembelajarannya.
Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran memerlukan beberapa kondisi yang merupakan prasarat penting mengingat pemanfaatan TIK tidak mudah semudah dikatakan. Adapun kondisi prasarat  tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Herman  D. Surjono (2010) terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan interneat adalah: 1) guru dan siswa harus mempunyai akses yang mudah ke perangkat teknologi termasuk koneksi internet, 2) tersedia konten digital (bahan ajar) yang mudah dipahami guru dan siswa, 3) guru harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan menggunakan teknologi dan 4) sumber daya guna membantu siswa mencapai standar akademik. Beberapa contoh pemanfaatan TIK dalam pembelajaran yang terjadi saat ini antara lain adalah pemanfaatan  program audio pembelajaran, program video pembelajaran, pemanfaatan TV edukatif, pemanfaatan jejaring social dan e-learning. E-learning adalah pembelajaran yang memanfaatkan dukungan teknologi informasi. Melalui e-learning materi pembelajaran dapat  diakses dari mana saja dan kapan saja oleh siswa. Implementasi e-learning sangat bervariasi mulai dari yang sederhana hingga terpadu.  
Apabila sekolah telah memenuhi kondisi prasarat tersebut, maka pelaksanaan pendidikan  dan pembelajaran disekolah akan mencerminkan telah dimanfaatkannya TIK secara sophisticated yaitu dalam bentuk-bentuk implementasi pembelajaran berbasis computer (computer based learning) dan implementasi pembelajaran berbasis web. Dalam pembelajaran berbasis TIk yang mengimplementasikan pembelajaran berbasis computer, guru dan siswa terlibat dalam pembelajaran dengan memanfaatkan program-program software yang tersedia seperti CD pembelajaran, multimedia pembelajaran dan aplikasi tutorial.










BAB III
PENUTUP

A.             Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan:
1.              TIK membantu memudahkan belajar, memecahkan masalah belajar dan memfasilitasi belajar dengan proses-proses dan sumber-sumber belajar yang didesain dan dikembangkan secara ilmiah dalam berbagai bentuk teknologi merupakan bidang garapan sekaligus tujuan dari teknologi pembelajaran.
2.              TIK merupakan teknologi yang diperlukan untuk memproses informasi, terutama penggunaan computer elektronik dan piranti lunak computer yang ditujukan untuk mengolah, menyimpan, melindungi, mentransmisikan dan mencari informasi dari mana saja dan kapan saja .
3.              Jika dirancang dengan benar produk TIK dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran baik sebagai alat bantu belajar, alat bantu interaksi belajar mengajar maupun alat bantu atau sumber belajar mandiri bagi peserta didik dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran baik dari segi proses maupun hasil.
4.              Beberapa contoh pemanfaatan TIK dalam pembelajaran yang terjadi saat ini antara lain adalah pemanfaatan  program audio pembelajaran, program video pembelajaran, pemanfaatan TV edukatif, pemanfaatan jejaring social dan e-learning

Read more ...
Designed By